Langsung ke konten utama

KONSEP DAN ANALISA FILSAFAT DAN ETIKA

NAMA :MIRNA SINGGA
NPM: 17 630 076


KONSEP DAN ANALISA FILSAFAT DAN ETIKA
A.           PENGERTIAN FILSAFAT DAN ETIKA

1.    FILSAFAT

Kata filsafat berasaldari bahasa Yunani “philosophia” dari kata “philos” artinya cinta dan “Sophia” artinya pengetahuan yang bijaksana.

Filsafat mempunyai dua pengertian:

·      Pertama filsafat sebagai produk:mengandung arti filsafat sebagai jenis ilmu pengetahuan, konsep-konsep, teori, sistem aliran yang nerupakan hasil proses berfilsafat.
·      Ke dua filsafat sebagai suatuproses, dalam hal ini filsafat diartikan sebagai bentuk aktivitas berfisafat sebagai prosespemecahan masalah denganmenggunakan cara dan metode tertentu.
Sebagai sebuah ilmu Filsafat adalah ilmu pengetahuan dengan objek material adalah: yang “Ada” mencakup manusia, alam,Tuhan (anthropos, cosmos,Theos)beserta problematika didalamnya, sedangkan objek formal filsafat adalah menelaah objek materialnya secara mendalam sampai ditemukan hakekat/intisari permasalahan. Tidak semua kegiatan berpikir itu adalah suatu aktivitas berfilsafat.Kegiatan berpikir secarakefilsafatan (dalamarti sebagai) ilmu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:Kritis-Radikal-Konseptual-Koheren-Rasional-Spekulatif-Sistematis-Komprehensif-Bebas-Universal
Namun mengenai memahami filsafat tidak hanya dapat dijelaskan hanyadengan definisi, melainakn hanya dapat dipelajari dan dialami dengan cara berfilsafat itu sendiri. Dengan kata lain cara terpenting untuk memahamifilsafat yaitu adalah dengan berfilsafat. 
Berfilsafat adalah berpikir. dalam hal ini bukan berarti sesuatuyang dikatakan berpikir adalah berfilsafat, karena berfilsafat itu berpikir dengan ciri-ciri tertentu. Ada beberapa ciri berpikir secara kefilsafatan,yaitu
a.       Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara radikal.Berpikir secara radikal adalah berpikir sampai ke akar-akarnya. Berpikir sampai ke hakekat. Esensi, atau sampai ke substansi yang dipikirkan
b.      Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum). Berpikir secara universal adalah berpikir tentanghal-hal serta proses-proses yang bersifat umum.
c.       Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual.Yang dimaksud dengan konsep disini adalah hasilgeneralisasi dan abstraksi dan pengalaman tentang hal-halserta proses-proses individu.
d.      Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara koheren dankonsisten. Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis. Konsisten artinya tidak mengandungkontradiksi
e.       Berpikir secarakefilsafatan dicirikansecara sistematik. Yangartinya kebulatan dan sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut tata pengaturan untuk mencapaisesuatu maksud atau menunaikan, sesuatu peranan tertentu.
f.       Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara komprehensif.Artinya mencakup secara menyeluruh.
g.      Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas. Filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka-prasangka social, historis,kultural, atau religious.
h.      Berpikir secara kefilsafatan dicirikan dengan pemikiranyang bertanggung jawab. Bertanggung jawaban yang palingutama adalah terhadap hati nuraninya

2.      ETIKA (FILSAFAT MORAL)

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumpt, kandang; kebiasaan, adat; watak; perasaan, sikap, cara berpikir. dalam bentuk jamak ta etha artinya adat kebiasaan. Dalam arti terakhir inilah terbentuknya istilah etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Ada juga kata moral dari bahasa Latin yang artinya sama dengan etika.

Salah satu cabang filsafat yaitu filsafat moral. Tampaknya filsafat moral tidak begitu lazim terdengar di telinga dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari jarang sekali yang menyebut filsafat moral tetapi etika. Benar, nama lain dari filsafat moral adalah etika. Jadi tidak usah dibingungkan dengan apa perbedaan filsafat moral dengan etika karena perbedaannya hanya terletak pada tulisannya saja.

Etika sebagai bagian dari filsafat, sebagai ilmu etika mencarikebenaran dan sebagai filsafat yang mencari keterangan benar sedalam-dalamnya. ebagai tugas tertentu bagi etika, mencari ukuran baik-buruk  bagi tingkah-laku manusia

Ø  Jenis Jenis Etika dalam Filsafat

K. Bertens menggolongkan etika menjadi etika deskriptif, etikanormative dan mataetika. Diantara lain :

§  Etika deskriptif. !tika ini melukiskan tingkah laku moral dalamarti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan tindakan yang diperbolehkan atautidak diperbolehkan. !tika ini tidak memberikan penilaianterhadap perilaku tertentu, melainkan hanya melukiskan saja
§  Etika normative. Dalam etika ini para ahli etika memberikan penilaian moral terhadap suatu perilaku tertentu. Penilaian ini berdasarkan pada norma-norma. Dengan kata lain, etika inimenentukan baik atau buruknya suaru perilaku.
§  Mataetika, hal ini berbicara sesuatu yang lebih tinggi daripada perilaku etis itu sendiri, yaitu soal “bahasa etis”, bahasa danlogika yang dipergunakan di bidang moral.

Manfaat etika atau mempelajari etika di situ yang paling mendasar adalah kita tahu bagaimana dan seperti apa perbuatan baik dan buruk itu, sehingga dari hal tersebut, kita tahu dan dapat memilihmana yang harus kita lakukan dan mana yang tidak harus kitalakukan. Kemudian yang terakhir yaitu hubungannya etika dengan filsafat. Bahwa filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia. Etikamerupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral. Filsafat moral adalah cabang dari filsafat tentang tindakan manusia

B.           HUBUNGAN ETIKA DAN AGAMA

Bagaimana Hubungan Etika dan Agama

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa etika dan agama adalah dua hal yang tidak harus dipertentangkan. Antara etika dan agama adalah dua hal yang saling membutuhkan, atau dalam bahasa Sudiarja “agama dan etika saling melengkapi satu sama lain”. Agama membutuhkan etika untuk secara kritis melihat tindakan moral yang mungkin tidak rasional. Sedangkan etika sendiri membutuhkan agama agar manusia tidak mengabaikan kepekaan rasa dalam dirinya. Etika menjadi berbahaya ketika memutlakan racio, karena racio bisa merelatifkan segala tindakan moral yang dilihatnya termasuk tindakan moral yang ada pada agama tertentu.

Kita dapat mengatakan bahwa etika, secara filosofis menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan agama-agama, khusunya bagi negara-negara yang majemuk seperti Indonesia. Etika secara rasional membantu kita mampu untuk memahami dan secara kritis melihat tindakan moral agama tertentu. Kita tidak mungkin menggunakan doktrin agama kita untuk melihat dan menganalisis agama tertentu. Sebuah pertanyaan menarik akan muncul, jika sekiranya agama hanya satu apakah dengan demikian etika tidak lagi dibutuhkan? Karena agama tersebut akan menjadi moral yang mutlak dalam kehidupan manusia. Kalau kita tetap memahami bahwa etika hadir untuk secara rasional membantu manusia memahami tindakan moral yang dibuatnya, maka tentu etika tetap menjadi penting dalam kehidupan manusia. Karena etika tidak akan terikat pada apakah agama ada atau tidak etika akan tetap ada dalam hidup manusia selama manusia masih menggunakan akal sehatnya dan racionya dalam kehidupannya. Sekalipun manusia menjadi ateis, etika tetaplah dibutuhkan oleh mereka yang tidak mengenal agama.
Hubungan Agama dan etika dalam konteks etika Global
Sebuah pertanyaan menarik bagaimana etika Global melihat hubungan Agama dan Etika. Jika melihat konsep yang disampaikan oleh Hans Kung dalam Etic Global. Maka pertama–tama harus ada kesadaran setiap agama, bahwa dalam perbedaan doktrin kita tetap mempunyai persamaan-persamaan etis yang bisa mempersatukan. Untuk mempersatukan persamaan ini, maka etika mempunyai peran sangat penting didalamnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa ketika agama-agama berbeda dalam doktrin, maka etika telah menjadi pemersatu. Perbedaan keyakinan bisa terjadi pada setiap agama, tetapi rasio melalui etika telah menjadi sarana dialog. Tidak dapat disangkal bahwa etika telah mempunyai peran sangat penting dalam mencoba untuk mendialogkan agama-agama.

Karena itu peran etika global dalam konteks agama-agama, sangatlah dibutuhkan. Pun kita menyadari bahwa etika tidak akan dapat menganti peran dari agama. Etika global seperti yang disampaikan oleh Hans Kung bahwa dia tidak akan pernah menggantikan Taurat, Khotbah di Bukit, Alquran, Bhagavadgita, Wacana dari Buddha atau para ungkapan Konfusius. Etika global hanya mencoba mencari titik temu diantara agama-agamadalam nilai-nilai tertentu dengan menggunakan pendekatan etika. Dengan demikian keterhubungan etika dan agama dalam etika global sangat nampak dalam pencarian nilai bersama dengan menggunakan nilai yang logis dan dapat diterima oleh semua manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPENTESI DAN INTEGRITAS INSINYUR

Etika Profesi Seorang Engineer (Insinyur) Etika Profesi Engineer (insinyur) untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.   Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social). Kode etik prof

HAK DAN KEWAJIBAN INSINYUR

HAK DAN KEWAJIBAN INSINYUR                 Ada banyak hak dan tanggung jawab yang harus dilatih para insinyur dalam karir profesionalnya. Seringkali, hak dan tanggung jawab ini bertumpang tindih. Kode etik organisasi profesional insinyur profesional menguraikan tanggung jawab kita sebagai insinyur, kadang-kadang  dengan sangat mendetail.                 Dalam kasus BART, insinyur mempunyai tugas untuk melindungi kepentingan umum, dengan mengungkapkan rahasia perusahaan tempat ia bekerja jika perlu, ketika ia menyadari sesuatu yang salah sedang terjadi, dalam perusahaannya. Insinyur mempunyai hak untuk melakukan hal ini jika pihak yang memperkerjakannya merasa hal itu buruk bagi perusahaannya. TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL 1.         Informasi Pribadi dan Rahasia Karakteristik sebuah profesi adalah persyaratan bahwa profesional harus menjaga informasi tertentu tentang rahasia atau kepentingan klien. Beberapa informasi enjiniring harus dijaga kerahasiaannya sebab kebanyakan